Selasa, 03 Desember 2013

Pertandingan Terbaik yang Pernah Saya Tonton

Sebuah pertanyaan sederhana terbersit dalam pikiran saya, ketika menyaksikan bocah-bocah ingusan sebangsa umur anak SD bermain bola plastik di dekat rumah saya: kapankah terakhir kali Anda menikmati sebuah pertandingan sepakbola? Bukan, menikmati di sini bukan berarti Anda duduk manis menyaksikan klub favorit Anda--yang notabene membuat Anda dicap sebagai glory hunter--meluluh lantakkan sebuah klub kecil yang bahkan tidak pantas berada di liga utama. Menikmati di sini dalam artian bahwa emosi Anda ikut tergerus, Anda ikut melompat, dan bahkan Anda ikut menangis bersama tangisan para pesepakbola nun jauh disana--padahal Anda tidak punya ikatan emosi apapun dengan pemain tersebut. 

Untuk itulah saya membuat list pertandingan terbaik yang pernah saya tonton selama hidup saya (hal ini berarti pertandingan sebelum tahun 1990 tidak akan masuk ke dalam list ini). Pertandingan-pertandingan ini sudah saya sortir dari sekian banyak pertandingan yang ada, sehingga Anda tidak akan ragu untuk menonton ulang pertandingan dalam list ini. Pertandingan-pertandingan di dalam list ini, selain menguras emosi saya ketika menonton, juga mengajarkan kepada saya banyak hal tentang pelajaran kehidupan. So, check it out


4. Deportivo La Coruna 4-0 AC Milan, UEFA Champions League Quarter Finals 2004
Venue: Estadio Riazor
Date: April 07, 2004














Daftar ini dimulai dengan pertandingan perempat final leg kedua antara Deportivo La Coruna melawan AC Milan. Ini bukan sembarang tim AC Milan medioker yang seperti kita saksikan di tahun 2013 ini, tapi ini adalah tim AC Milan yang masih dihuni pemain kelas dunia mulai dari depan sampai belakang, seperti Nesta, Cafu, Maldini, Seedorf, Inzaghi, dan si muda nan jenius Kaka, dan memegang predikat sebagai juara bertahan. Bahkan Deportivo harus memulai pertandingan dengan kabar buruk, karena sebelumnya di leg pertama mereka jelas kalah kelas dan dibantai 4-1 di San Siro. Dengan kata lain, mereka harus menang dengan skor 4-0 atau minimal selisih 4 gol agar bisa lolos ke babak selanjutnya. Bukan perkara mudah menang dengan selisih 4 gol melawan tim kelas dunia seperti AC Milan saat itu. 

Tapi Valeron dkk. membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil. Walter Pandiani membuka keunggulan sang tuan rumah di menit ke-5 dengan tendangan mendatarnya yang gagal dibendung oleh Paolo Maldini. Terbersit sebuah harapan, kemudian Valeron menyambut bola hasil umpan silang rekannya di menit ke-35. Kepercayaan diri pemain - pemain Milan tampak mulai goyah ketika gagal membendung bola lambung sederhana yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh Albert Luque pada menit ke 44. Unggul 3-0 pada babak pertama, membuat anak-anak Super Depor menjadi lebih bersemangat, dan alhasil penetrasi Fran pada sisi kanan pertahanan Milan menutup hasil skor menjadi 4-0. 

Video pertandingan ini dapat diklink pada link berikut: video


3. England 2-2 Greece, World Cup 2002 Qualification
Venue: Old Trafford
Date: October 6th, 2001















Tak muluk-muluk, Inggris hanya butuh hasil seri saja untuk lolos ke Piala Dunia 2002. Namun, apa yang semula dikira sebagai misi yang mudah bagi Inggris justru menjadi salah satu misi paling berat yang pernah diemban. Sebenarnya Inggris mulai mengancam dari menit-menit awal, salah satunya adalah tendangan bebas Beckham yang berhasil ditepis oleh Nikopolidis. Namun, apa nyana, justru Yunani yang memimpin terlebih dahulu lewat gol Charisteas pada menit ke 36. Inggris pun berusaha membalas, dan baru mendapatinya di babak kedua, tepatnya di menit ke 68. Pembalasan tersebut berawal dari aksi individu Beckham yang dilanggar oleh Patsatzoglou dan berbuah tendangan bebas. Tendangan bebas tersebut dieksekusi dengan baik oleh Beckham dan diselesaikan dengan baik pula oleh Teddy Sheringham. Satu sama untuk kedua tim. Namun, seperti penyakit Inggris yang sudah-sudah, Yunani langsung membalas 1 menit kemudian lewat tendangan mendatar Nikolaidis, yang ironisnya juga berawal dari sebuah tendangan bebas.  Keunggulan Yunani 2-1 bukan berita baik bagi timnas Inggris, dan untuk itulah David Joseph Beckham, seperti layaknya seorang juru selamat, hadir membawa keselamatan bagi timnya.

Pertandingan berjalan memasuki menit injury time, dan Inggris masih belum juga menemui jalan keluar untuk mengoyak gawang Nikopolidis. Adalah Konstantinidis yang membukakan jalan bagi mereka. Pelanggarannya terhadap Sheringham membuahkan tendangan bebas bagi Inggris. Beckham, yang ingin menghapus memori buruknya pada Piala Dunia sebelumnya, berinisiatif mengambil tendangan bebas tersebut. Dan apa yang terjadi berikutnya adalah sebuah gol yang menjadi salah satu gol terbaik timnas Inggris sepanjang masa. Bola bergerak melengkung dengan indahnya menembus gawang Yunani, meninggalkan sang penjaganya terpana melihatnya. Stadion Old Trafford bergemuruh, dan Inggris pun lolos ke Piala Dunia 2002 (di mana mereka juga tersingkir oleh sebuah tendangan bebas indah Ronaldinho). 

Video pertandingan ini dapat diklink pada link berikut: video


2. Manchester City 3-2 Queens Park Ranger, English Premier League 2011-12
Venue: Etihad Stadium
Date: May, 13th 2012

















Sebelum menceritakan jalannya pertandingan (yang sering disebut banyak orang sebagai pertandingan terbaik Liga Inggris sepanjang masa), ada baiknya kita mengetahui kondisi klasemen sebelum pertandingan dimulai. Man City di urutan pertama, dan memiliki poin yang sama dengan Manchester United, 86. Namun, City jauh unggul selisih gol sehingga City lebih berhak pada posisi pertama. United harus membuat selisih gol lebih dari delapan buah apabila ingin menyalip City. Hal ini membuat kemenangan atas QPR menjadi hal yang mutlak apabila ingin memastikan gelar juara di tangan mereka, karena di saat yang bersamaan United bertamu ke kandang Sunderland. 

Gelar juara sepertinya akan dengan mudah diraih setelah Pablo Zabaleta membuka papan skor di menit ke 39, menyambut kerja sama antara Yaya Toure dan David Silva. Namun anak-anak QPR berkata lain, karena pada awal babak kedua, sebuah kesalahan fatal dilakukan oleh Joleon Lescott sehingga bola jatuh ke kaki Djibril Cisse. Cisse yang tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut, langsung menyarangkan bola ke gawang Joe Hart. Sampai detik ini, United memimpin 2 poin di atas City, karena pada saat yang sama United telah unggul 1-0 oleh gol Rooney di menit ke 20. City pun harus berusaha keras merebut gol kemenangan. 

Usaha tersebut tampaknya akan semakin mudah ketika Joey Barton diusir wasit pada menit ke 55 karena melanggar Carlos Tevez. Melawan 10 orang seharusnya bukan perkara yang begitu sulit, tapi apa daya, justru QPR yang menambah pundi gol pada menit ke 66 lewat serangan balik yang berhasil diselesaikan oleh Jamie Mackie. Bahkan Roberto Mancini pun terlihat marah di pinggir lapangan dengan usaha pertahanan yang dibangun oleh Kompany dkk. Bagaimana tidak, QPR hanya membangun 3 serangan di sepanjang pertandingan, dan dua di antaranya berhasil menjadi gol. Harapan untuk menjadi juara liga pun semakin menguap di depan mata, karena hingga menit ke-90 pun City masih tertinggal 1-2. Sangat jarang mereka melakukan comeback 2 gol di menit injury time, apalagi di pertandingan sepenting ini.  

Adalah seorang pria asal Serbia bernama Edin Dzeko, yang di masa kecilnya hampir terkena bom semasa perang saudara di Serbia, memberikan harapan baru bagi The Citizens. Di menit ke 92, sebuah tendangan sudut dieksekusi oleh Silva, dan kemudian disambut oleh kepala Dzeko. Harapan pun membuncah, pemain-pemain City seperti terlihat baru bangun dari tidurnya. Semua terasa tidak ada yang mustahil sekarang, bahkan untuk gol ketiga di waktu yang hanya tersisa 2 menit ini. Berawal dari penetrasi de Jong di tengah lapangan, bola diberikan kepada Aguero, dan dilanjutkan ke Balotelli. Pemain berkulit hitam ini pun lalu memberikan pergerakan paling bermaknanya sepanjang musim, yakni dengan memberikan operan balik kepada Aguero sambil menjatuhkan badannya. Aguero tak menyia-nyiakan bola tersebut, melakukan sedikit sentuhan tipuan, dan... seisi Etihad stadium pun meledak. Gol ketiga City pun lahir, publik The Citizens bersorak sorai, dan akhirnya Manchester City kembali merasakan gelar juara liga yang terakhir kali mereka raih 46 tahun yang lalu. 

Video pertandingan ini dapat diklink pada link berikut: video


1. AC Milan 3-3 Liverpool (2-3 on penalty shoot-out), UEFA Champions League Final 2005
Venue: Attaturk Stadium, Istanbul, Turkey
Date: May, 25th 2005


















"..we are about to see the most miraculous game of European Football ever." 

Di agama manapun, selalu ditekankan adanya kekuatan misterius yang dapat mengubah hidup kita dalam sekejap, dan kita mengenal itu dalam istilah mukjizat. KeajaibanMiracle. Satu kata yang sangat dahsyat ini memberikan makna bahwa terdapat sebuah pengharapan, sekecil apapun itu, yang apabila kita yakini dapat mengubah hidup kita 180 derajat. Bahkan bagi yang tidak percaya adanya Tuhan pun pasti pernah mengalaminya. Dan, entah apakah semua pemain Liverpool dan pendukungnya memiliki agama, tampaknya mereka semua meyakini hal yang sama: masih ada keajaiban di dalam sepakbola. 

Mei, tanggal 25, tahun 2005. Saya tidak akan pernah melupakan tanggal tersebut.

Tanggal di mana kedua tim memasuki arena pertempuran terakhir mereka di Champions League tahun itu, setelah keduanya melakukan perjalanan yang melelahkan selama turnamen berlangsung. Sebenarnya secara kualitas, pemain-pemain AC Milan berada di atas pemain-pemain Liverpool. Bayangkan saja semua lini diisi pemain kelas dunia: Dida, Nesta, Maldini, Cafu, Seedorf, Kaka, Crespo, dan Shevchenko. Nama-nama yang tentu membuat gentar kubu Liverpool, di mana mereka hanya mengandalkan nama Steven Gerrard sebagai nama wahid di pihak mereka (waktu itu Xabi Alonso belum begitu tersohor). Dan apa yang terjadi pada babak pertama merepresentasikan ketimpangan kelas dari nama-nama pemain kedua tim.

Milan langsung menggebrak dengan gol di menit pertama, diawali dengan penetrasi Kaka di sisi sebelah kiri pertahanan Liverpool. Tendangan bebas pun dilakukan oleh Andrea Pirlo, dan siapa sangka tendangan tersebut disambut dengan sebuah sepakan voli dari Paolo Maldini. Bola pun sempat membentur tanah sebelum mengoyak gawang Dudek. 1-0 untuk Milan. Liverpool pun berusaha bangkit, namun sepertinya usaha mereka terasa hambar setelah beberapa kali peluang mereka seperti terbuang percuma. Justru malah Milan yang kembali mengancam lewat Shevchenko, sayang golnya dianulir wasit karena dia terkena offside terlebih dahulu. Liverpool kembali berusaha menekan, tapi apa daya, sebuah serangan balik cepat yang dibangun oleh Kaka membawa Milan semakin unggul di atas Liverpool. Kejeniusan Kaka yang memberikan operan chip pada Shevchenko membuat Crespo bergerak bebas dan mencetak gol kedua untuk Milan di menit ke 39. Dan kehebatan Kaka tidak berhenti sampai di situ. Lima menit kemudian, Kaka melepaskan umpan terobosan jauh dari tengah lapangan kepada Crespo yang berada di depan. Carragher gagal memotong umpan tersebut, dan terciptalah gol ketiga bagi Milan. Pendukung AC Milan pun bersorak riang, keunggulan tiga gol ini terasa begitu meyakinkan mereka akan trofi Champions League.  











Kita bisa saja mereka-reka dengan sekenanya apa yang terjadi di ruang ganti Liverpool pada masa istirahat, karena apa yang terjadi di lapangan pada babak kedua sungguh sangat bertolak belakang dengan apa yang ditunjukkan pada babak pertama. Sesungguhnya Milan masih mengancam beberapa kali gawang Dudek pada awal babak pertama dan Liverpool belum menunjukkan sama sekali tanda-tanda bahwa mereka akan bangkit. Namun, perlahan tapi pasti, Liverpool mulai menguasai bola secara perlahan, mengatasi pemain-pemain Milan yang terlihat mulai ogah-ogahan untuk bermain. Dan Milan harus membayar mahal untuk hal itu. 

Petaka bagi Milan dimulai pada menit ke 54, dan apa yang disebut sebagai Dongeng Istanbul pun dimulai. Bola yang dikuasai Alonso diberikan kepada Riise yang berdiri jauh di depan sebelah kanan pertahanan Milan. Usaha umpan crossing yang dilakukan Riise dua kali tersebut akhirnya berhasil dilesakkan oleh sebuah sundulan oleh sang kapten Steven Gerrard. A little hope has risen. Gerrard, dengan semangat 45 nya, langsung menghimbau rekan-rekannya untuk bangkit kembali melawan Milan. Dan, semangat tersebut dibayar tuntas oleh rekannya, Vladimir Smicer, pada menit ke 56. 

Milan, yang masih terkejut dengan gol Gerrard tersebut, dengan mudahnya kehilangan bola, sehingga bola dengan mudahnya dimainkan di tengah lapangan oleh para pemain Liverpool. Alonso dan Hammann saling berbagi bola, dan bola akhirnya jatuh ke kaki Smicer. Keputusan Smicer untuk menembak langsung dari luar kotak penalti tidak pernah salah, karena satu detik kemudian bola tersebut sudah berada di dalam gawang Milan. 3-2. Suddenly everybody knows that this is it, this is their time, karena 3 menit kemudian Gerrard dijatuhkan di dalam kotak penalti dan Xabi Alonso sukses menyarangkan gol ketiga Liverpool malam itu. 

Setelah itu, seluruh pemain Liverpool terlihat bermain seolah-olah ini adalah pertandingan terakhir di hidup mereka. Berulang kali pemain seperti Traore dan Carragher harus rela menjatuhkan dirinya demi menyelamatkan gawang Liverpool. Gerrard pun menjelma menjadi sosok yang menjadi role model di setiap pelajaran mengenai "kapten" di semua sekolah sepak bola. Tanpa lelah Gerrard berlarian kesana kemari, bahkan turun ikut membantu sisi kanan pertahanan Liverpool. Tuhan pun seakan ikut bermain membela Liverpool, setelah tendangan keras Shevchenko dari jarak kurang dari 1 meter di depan gawang Dudek melambung jauh di atas mistar gawang. 

Ending dari pertandingan seakan sudah terlihat. Babak adu penalti adalah babak dimana mental adalah faktor penentu, dan tiga dari lima penendang pertama Milan tampaknya sudah kehilangan faktor tersebut. Dongeng Istanbul pun berakhir happy ending bagi kubu Liverpool, setelah Dudek berhasil menghalangi eksekusi penalti Shevchenko. 


That was belief. That's an understand that we could win it. -Phil Thompson

2 komentar:

  1. saya sangat setuju dgn anda... dari sekian banyak final CL sampai saat ini final UCL 2005 adalah yg paling seru,dramatis dan mampu memberi arti lebih dari sekedar sepakbola... ini adalah fibal paling indah yg pernah sy tonton... sy nonton champion mulai dari final juve vs liverpool sampai madrid vs juventus 2017 blm ada yg sehebat final UCL 2005.. sang kapten liverpool benar2 seorang pemimpin & pejuang sangat terlihat banget jiwanya... salam

    BalasHapus
  2. Slot machine games - Jtm Hub
    Slot machine games. Play the classic 여수 출장샵 games of casino 서울특별 출장마사지 games for free, 경산 출장마사지 no downloads, installs. Play for 시흥 출장마사지 real with JTM's award 부천 출장안마 winning casino

    BalasHapus