Selasa, 10 Desember 2013

My UEFA Team of The Year 2013

Sesungguhnya saya kurang suka jika disuruh memilih 11 pemain yang berpenampilan terbaik dalam rentang waktu satu tahun antara Januari sampai Desember ini. Mengapa? Alasan utama saya adalah karena sebagian besar (atau bisa dibilang semua) kompetisi resmi di ranah Eropa dimulai dan diakhiri pada pertengahan tahun, sehingga tercipta dua bagian dari musim yang berbeda pada tahun yang sama. Dan, masalah terbesarnya adalah bahwa seringkali pemain-pemain yang tampil cemerlang pada satu musim tiba-tiba mengalami penurunan performa pada musim berikutnya. Hal inilah yang membuat saya kesulitan untuk memilih 11 pemain terbaik yang bermain di bawah naungan UEFA pada tahun 2013 ini. 

Namun, di balik kesulitan itu, ada satu hikmah yang dapat diambil dari hal tersebut: bahwa pemain yang terpilih adalah hampir pasti pemain yang tampil konsisten pada dua musim yang berbeda; jikalau bukan karena konsistensinya, pasti karena pemain tersebut memberikan kontribusi yang begitu berarti pada satu musim. Karena kedua hal ini lah maka banyak terdapat pemain Bayern Munich pada daftar berikut, terima kasih kepada kontribusi menakjubkan mereka membawa Bayern Munich melewati salah satu musim terbaik mereka sepanjang sejarah. Dan karena hikmah di atas pula maka Cristiano Ronaldo berada pada daftar ini--meskipun dia tidak menghasilkan satu trofi pun untuk Madrid pada tahun 2013 ini. Lets get started.

Sebagai awal, formasi yang saya gunakan adalah 4-2-3-1, salah satu formasi yang paling sering digunakan pada jaman sepakbola modern ini. Pun formasi ini digunakan oleh Bayern Munich pada musim 2012/13, sehingga mereka mampu meraih treble winners. Tidak hanya pada musim tersebut, performa mereka pun tidak menurun dengan datangnya Pep Guardiola sebagai pelatih baru mereka. Dan hasilnnya mereka tetap menakutkan di paruh awal musim 2013/14 ini. Tidak percaya? Tanya saja pada Werder Bremen yang dihajar tujuh gol tanpa balas di kandang Bremen sendiri. Oleh karena itu, saya memasukkan sampai 5 pemain Bayern Munich pada tim ini. 

Dimulai dari Philip Lahm, sang kapten, yang saya plot sebagai right full back di tim ini. Performanya yang sama konsistennya dengan ambisi Cina untuk menguasai perekonomian dunia ini membuat saya tidak ragu untuk menaruhnya di posisi ini. Bahkan ketika dia digeser Pep menjadi seorang defensive midfielder pada musim ini, ia juga menjalankannya dengan sempurna. Kemudian ada rekannya David Alaba yang menghuni posisi left full back. Agresivitasnya ketika menyerang mengingatkan saya pada sosok Roberto Carlos. Meskipun tak mempunyai tendangan sekeras Carlos, ia memiliki disiplin bertahan yang tinggi, dan juga stok 11 gol nya pada tahun ini yang terbilang tinggi. 

Untuk posisi double pivot, atau posisi dua gelandang tengah dalam formasi 4-2-3-1 ini, tidak salah saya berikan kepada duo maut Shinta dan Jojo Bastian Schweinsteiger dan Javi Martinez (karena Schweinsteiger susah diketik, saya akan sebut dia Bastian). Pasangan ini tak terpisahkan, mereka adalah tulang punggung dari keseimbangan tim Bayern Munich; tanpa mereka Bayern Munich tidak akan mampu untuk menguasai pertandingan, terutama melawan tim-tim besar. Kemudian ada Frank Ribery. Banyak yang bilang, termasuk saya, bahwa 2013 merupakan tahun terbaik dari karir seorang Ribery. Total 20 gol dan 20 assist sampai tanggal tulisan ini ditulis pada tahun ini hanya akan membuatnya sakit hati pada tahun 2014 apabila ia gagal memenangkan Ballon d'Or tahun ini. 

Di posisi penjaga gawang ada Thibaut Courtois, pemain berusia 21 tahun yang menjadi salah satu alasan utama Atletico Madrid bisa menempel ketat Barcelona dan Real Madrid di tangga atas La Liga. Usia muda Courtois yang hanya 21 tahun tidak membuatnya gentar menghadapi striker kelas dunia seperti Ronaldo dan Messi. Tercatat pada tahun ini dia sudah mencatat 24 clean sheets, dan hanya kebobolan 25 gol (0.53 gol per pertandingan). Di depannya sebagai central defender terdapat Filipe Luis, rekan Courtois di Atletico. Penampilan gemilangnya sepanjang tahun ini sungguh sangat membantu kinerja Courtois dalam menggalang pertahanan Atletico. Menemani Luis di tengah pertahanan, Mats Hummels merupakan salah satu dari beberapa pemain Borussia Dortmund yang tampil konsisten sepanjang tahun. Di usianya yang masih terbilang muda (24 tahun), Hummels mampu mendatangkan mimpi buruk bagi penyerang-penyerang kelas wahid, seperti yang dialami oleh pemain-pemain Real Madrid pada leg pertama Semi Final Liga Champions 2012/13. 

Dan berbicara mengenai Real Madrid, tiga pemain terakhir yang akan saya sebut semuanya berkaitan dengan klub asal ibukota Spanyol tersebut. Yang pertama adalah Gareth Bale. Total 21 gol dibuatnya pada musim 2012/13, membuatnya seakan seorang diri membawa Tottenham Hotspur meraih peringkat ke-5 klasemen musim itu. Tidak berhenti di sana, setelah menahbiskan diri sebagai pemain termahal dunia saat ini, ia membantu performa Real Madrid dengan 7 gol dan 7 assist nya ketika sang mega bintang Cristiano Ronaldo cedera. Kedatangan Bale di Madrid pun harus membuat Mesut Ozil hengkang dari Madrid ke Arsenal, setelah dia membuat total 13 assist di musim 2012/13. Kehadirannya di Arsenal pun membawa berkah, 4 gol dan 6 assistnya membawa Arsenal mantap menduduki posisi satu di klasemen BPL pada paruh pertama musim ini. Dan pemain terakhir kita, Cristiano Ronaldo. Saya tidak akan banyak bercerita mengenainya, mari kita bicara statistik: 58 gol dan 13 assist total dalam tahun ini, top scorer Liga Champions 2012/13 dengan 12 gol, dan menjadi pencetak gol timnas Portugal terbanyak dalam sejarah, sejajar dengan Pedro Pauleta, dengan 47 gol. Nuff said.

Courtois - Lahm - Hummels - Filipe Luis - Alaba - Bastian - Martinez - Bale - Ozil - Ribery - Ronaldo













Demikianlah daftar pemain terbaik 2013 yang dapat saya buat, semoga bermunculan pemain baru yang bermain secara konsisten dan memukau sehingga dapat menggeser mereka-mereka pada gambar tersebut. Bosen gak sih, ngeliat Lahm lagi, Ronaldo lagi?

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar